Luar biasa! Kata ini nampaknya belum cukup untuk menggambarkan kemurahan Ilahi yang demikian berlimpah laksana air bah di bulan Ramadhan. Walaupun jumlah bilangan harinya sama,29,namun bulan ini sama sekali tidak setara jika dibandingkan dengan bulan-bulan lain dalam satu tahun. Semua kebajikan yang dikerjakan oleh umat islam pada bulan ini, pahalamya dilipatkan beberapa kali ganda dan hal itu masih belum termasuk pahala puasanya sendiri. Dalam satu hadith, Rasulullah telah bersabda;
Seandainya setiap hamba mengetahui apa yang ada dalam bulan Ramadhan, maka seluruh umatku akan berharap seandainya setahun itu bulan Ramadhan.(HR Ibnu Khuzaimah)
Ketika bulan Ramadhan pergi,dan bulan lain berganti, Rasulullah saw, dan para sahabat,dan generasi dahulu yang saleh menangis tersedu-sedu. Mereka seakan tak mahu berpisah dengan bulan yang agung tersebut. Mereka sedar bertapa usia umat Nabi Muhammad sangat pendek dan tak ada lagi kesempatan untuk mendulang pahala dan balasan yang lebih besar selain bulan ramadhan.
Orang yang menginsafi rahsia yang terkandung pada bulan ramadhan pasti merasakan dan bersikap sama seperti Rasulullah, para sahabat dan generasi terdahulu.Namun pada zaman ini, golongan sedemikian semakin pupus. Kebanyakan umat islam hari ini tidak menyedari besarnya kurnian allah pada bulan Ramadhan. Akibatnya mereka melewatkan bulan itu dengan melakukan banyak kesalahan dan kekeliruan. Tidak sedikit umat islam yang secara tidak sengaja malah lari dan menghindari hikmah puasa di bulan suci ramadhan. Pada malam hari, mereka hanya mengisi masa mereka dengan istirehat semata-mata tanpa mengendahkan ibadah-ibadah yang boleh mentaqarrabkan diri kepada Allah ,malah ada yang mengisi malam mereka dengan berpesta dan melakukan kemungkaran tidak ubah seperti bulan-bulan yang lain sedangkan pada siang harinya digunakan untuk untuk tidur seharian. Kalau begini keadaannya, mungkinkah dia masih merasakan beratnya beban puasa?
Ibadah puasa disyariatkan agar manusia mempunyai kepekaan sosial yang tinggi. Hanya dengan menahan lapar dan dahaga, jiwa mereka halus, lembut dan peka. Hanya dengan menahan perut yang keroncongan dan kerongkong yang kering, manusia mampu merasakan penderitaan orang-orang miskin yang berselimutkan derita.
Justeru, semoga kita dapat memanfaatkan Ramadhan semaksimum yang mungkin untuk beramal soleh. Semoga kehadiran Ramadhan kali ini dapat menjadi suatu ‘platform’untuk kita mendapatkan maghfirah dari-Nya. Janganlah kita menjadi suatu golongan yang celaka kerana gagal mendapat keampunan daripada Allah walaupun setelah berlalunya ramadhan.
”Ramadhan, awalnya rahmah,pertengahannya maghfirah dan akhirnya dibebaskan daripada api neraka”. Wallahualam.
Ketidaksamarataan dalam Pendidikan
5 years ago
No comments:
Post a Comment