Wujud Cinta Untuk Sang Rasul

Alhamdulillah, selepas post copy paste sy sblm ni mendapat sambutan yang menggalakkan, kini saya cuba membawakan kpd sahabat sekalian tentang sirah perjuangan Rasul junjungan besar kita, karangan Dr Aidh Abdullah Al Qarni.

Sebenarnya, ini lah yang saya harapkan, bnyk orang komen. At least, bleh tambah pengetahun dan fikiran tidak menjadi terlalu streotype.(mengambil pandangan sebelah pihak sahaja). Semoga selepas ini, sahabat yang membaca akan terus istiqamah mengomen, bkn komen yang bersifata mahu meng'codemn' tetapi lebih kpd bersifat ilmiah dan 'sharing'.

Minta maaf jika jarang post artikel sejak kebelakangan ini, saya bercadang nak update seminggu sekali, namun di sebabkan bnyk perkara yang lebih utama perlu dielesaikan, perancangan sumer dah lari..huhu..Namun dengan kehadiran artikel panas yang bertajuk "politik atau dakwah", ditambah pula dgn kehadiran seorang sahabat lama yang selalu komen dlm artikel ini, alhamdulillah, target asal untuk tahun ini, bagi membanyakkan komen mula menampakkan hasilnya. Strategi mula berjaya..huhu..

Ingin ditegaskan, saya establish blog ini, bukan berniat untuk menunjukkan diri saya hebat, atau mencari glamour. Saya establish blog ini adalah atas dasar niat untuk share something yang ilmiah kpd para pembaca. Semua tulisan saya yang berbentuk pendapat, terserah kpd untuk menilai, anda boleh terima, atau anda boleh tolak. Kritikan pun digalakkan. Kitakan berada di sebuah negara demokrasi.huhu.. sesiapa saja boleh beri pendapat masing2. Jika ada sebarang pendapat atau komen untuk perbaikan,boleh terus berhubung dgn saya.

Untuk artikel kali ini, cuba renungi, ambillah pengajaran. Jika mampu menangislah dalm mengenang peristiwa ini. Bak kata Imam Ghazali , ambil lah masa untuk menangis kerana takutnya kpd Allah, jika tidak mampu menangis, berpura-pura lah untuk menangis, jika tidak mampu menangis menangislah kerana anda tidak mampu menangis...wallahualam.



Wujud Cinta Untuk Sang Rasul

Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barang siapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudarat kepada Allah sedikit pun; dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur. [3.144]

Hari itu pada Haji Wada’, sebuah ayat turun, “Pada hari ini telah Kusempurnakan untukmu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmatKu, dan telah Kuridhai Islam menjadi agama bagimu”. Para Sahabat bergembira, mereka bersorak “Agama kita telah sempurna, agama kita telah sempurna”. Kegembiraan yang memuncaki 23 tahun perjuangan dengan segenap suka dan duka. Di tengah kerumunan manusia pada hari Haji itu, seorang sahabat mulia justru bersedih. Abu Bakar As-Siddiq, perasaannya yang halus, dan dengan segenap keistimewaan yang ia miliki, ia menangis. Ia memahami di balik kesempurnaan pasti ada kesudahan. Ia menyadari, tidak lama lagi Sang Rasul yang dicintai akan meninggalkan dunia, meninggalkan para sahabat, kembali ke pangkuan Allah SWT.

Tangis sedih Abu Bakar didengar para sahabat. Setelah Abu Bakar menjelaskan mengapa ia menangis, para sahabat pun menangis. Betapa menyedihkan, Sang Kekasih tercinta, bertahun-tahun hidup dan berjuang bersama, segenap kesulitan dan kemudahan dilalui dalam persaudaraan yang tak ada duanya, tidak lama lagi akan tiada, meninggalkan dunia yang fana.

Mengetahu para sahabat menangis, Rasulullah bergegas mendatangi mereka. Di depan para sahabat Rasulullah S.A.W. berkata:" Semua yang dikatakan Abu Bakar r.a adalah benar dan sesungguhnya masa untuk aku meninggalkan kamu semua telah hampir dekat”. Mendengar perkataan Sang Rasul, Abu Bakar kembali menangis hingga kemudian tak sadarkan diri, tubuh Ali ibn Abi Thalib bergetar, dan sahabat lainnya menangis dengan sekuat yang mereka bisa.

Beberapa masa kemudian Rasullullah sakit. Kota Madinah berada dalam suasana kesedihan. Di suatu Subuh, setelah adzan, Bilal ibn Rabah bergegas menuju kediaman Rasullullah, di sana Fatimah menyambut Bilal dan berkata, “Jangan Kau ganggu Rasullullah, kondisinya sedang payah”. Bilal kembali ke masjid, di sana masih tak ada yang sanggup menggantikan Sang Rasul menjadi imam shalat subuh. Semua yang hadir di masjid diselimuti kesedihan. Kali kedua, Bilal kembali mendatangi kediaman Nabi, dan Fatimah kembali mencegah Bilal bertemu Nabi karena kondisi Nabi sedang buruk. Bilal menjawab, “Subuh hampir tiada, tak ada yang dapat memimpin shalat”. Dari dalam kamar Rasulullah mendengar percakapan tersebut dan mememerintahkan agar Abu Bakar menjadi imam shalat Subuh. “Abu Bakar terus menangis” seru Bilal. Rasululah pun bergegas ke masjid dipapah oleh para sahabat.

Masjid penuh sesak oleh kaum Muhajirin beserta Anshar. Ada sosok cinta di sana, kekasih yang baru saja terbangun dari sakitnya, yang membuat semua sahabat tak melewatkan kesempatan ini. Setelah mengimami shalat, nabi berdiri di atas mimbar. Suaranya basah, menyenandungkan puji dan kesyukuran kepada Allah yang Maha Pengasih. Senyap segera saja datang, mulut para sahabat tertutup rapat, semua menajamkan pendengaran menuntaskan kerinduan pada suara sang Nabi yang baru berada lagi. Semua menyiapkan hati, untuk disentuh serangkai hikmah.

Selanjutnya Nabi bertanya, “Wahai sahabat, kalian tahu umurku tak akan lagi panjang, Siapakah di antara kalian yang pernah merasa teraniaya oleh si lemah ini, bangkitlah sekarang untuk mengambil kisas, jangan kau tunggu hingga kiamat menjelang, karena sekarang itu lebih baik”. Semua yang hadir terdiam, semua mata menatap Nabi yang terlihat lemah. Tak akan pernah ada dalam benak mereka perilaku Nabi yang terlihat janggal. Apapun yang dilakukan Nabi, selalu saja indah. Segala hal yang diperintahkannya, selalu membuihkan bening sari pati cinta. Tak akan rela sampai bila-bilapun, ada yang menyentuhnya meski hanya secuil jari kaki. Apapun akan digadaikan untuk membela Al-Musthafa.

Melihat semua yang terdiam, nabi mengulangi lagi ucapannya, kali ini suaranya terdengar lebih keras. Masih saja para sahabat duduk tenang. Hingga ucapan yang ketiga kali, seorang laki-laki berdiri menuju Nabi. Dialah Ukasyah Ibnu Muhsin.
“Ya Rasul Allah, Dulu aku pernah bersamamu di perang Badar. Ketika kamu meluruskan barisan pada perang Badar, kamu telah memukul dadaku dengan tongkatmu. Aku ingin menuntut balas kepadamu hari ini”.

Baginda terdiam seketika, lalu berkata, “ke sinilah dan tuntutlah balas daripadaku”. Ukasyah pun mengambil tongkat seperti tongkat Nabi, lalu dia berkata: “Wahai Rasulullah, pada hari itu(hari kamu memukulku), tiada sesuatu apa pun yang menutupi dadaku! Oleh sebab itu, buka dadamu untuk balasanku ini”.(subhanallah)

Lalu Rasulullah SAW membuka dadanya yang mulia itu. Setelah itu, datanglah Ukasyah dengan meletakkan tongkatnya, kemudian dia meletakkan wajah, mata dan janggutnya pada dada Rasulullah sambil menangis. Manakala orang ramai pun turut menangis melihatkan kejadian itu.

Ada pun berkaitan harta yang ditinggalkan Baginda, maka Aisyah berkata: “rasulullah SAW telah meninggalkan 7 keping wang dinar. Baginda datang dengan membawa wang dinar tersebut sebelum mati dan berkata: “aku memiliki 7 keping wang dinar. Bagaimana denngan aku jika aku bertemu ALLAH, aku masih memiliki wang tersebut?”. Maka Baginda memerintahkan supaya dibahagikan wang tersebut kepada fakir miskin. Baginda tidak meniggalkan harta sedikit pun dan tiada ahli warisnya yang dapat mewarisi hartanya termasuk Fatimah (ini merupakan pendapat yang sahih).

Sehari atau 2 hari sebelum Rasulullah wafat, Fatimah datang menziarahinya pada waktu Baginda sedang sakit. Menjadi kebiasaan Rasulullah, Baginda akan menyambutnya dengan berdiri di hadapan pintu, mencium kening Fatimah lalu mempersilakan dia duduk di tempat Baginda. Dan jika Baginda menziarahinya, Fatimah akan memberikan layanan yang serupa. Namun, pada waktu sakit ini, Baginda tidak mampu menyambutnya. Baginda hanya dapat melihat Fatimah dan dia pun membalas pandangannya. Baginda menangis dan Fatimah pun menangis. Akhirnya Baginda berkata: “mendekatlah kepadaku,” maka Fatimah pun mendekatkan kepalanya di samping mulut Baginda.

Rasulullah berkata: “aku akan wafat pada sakitku ini,” mendengar bisikan tersebut, Fatimah pun menangis. Lalu Baginda berkata: “kamu adalah orang pertama yang akan bertemu denganku,” hingga akhirnya Fatimah pun tertawa.

Berkata Aisyah: “ketika roh Nabi Muhammad pergi, maka kepala Baginda miring ke sebelah, roh keluar melalui mulut Baginda bagaikan titisan air yang sejuk, bersih dan suci, iaitu bagaikan air yang berasal dari awan.”

Dengan cara tersebut, Rasulullah SAW wafat. Semua penduduk Madinah, baik lelaki, perempuan mahu pun kanak-kanak, semuanya menangisi pemergian Sang Agung. Rumah Baginda pun dipenuhi dengan rasa dukacita yang mendalam.

Waktu itu, Abu Bakar dan kudanya sedang berada di kawasan al-Awali, ketika mendengar berita tersebut, maka dia menunggang kudanya menuju ke rumah Baginda. ALLAH telah menetapkan ketenangan jiwa pada diri Abu Bakar, dia datang tanpa menitiskan air mata dan tidak menangis sedangkan dia adalah seorang yang lembut dan mudah menangis. Dia datang menghampiri jasad Rasulullah dan membuka wajah Baginda yang putih berseri, mendekatinya lalu dia mencium pipi Baginda hingga akhirnya air mata Abu Bakar jatuh berderai. Dia berkata: “Demi ALLAH, tiada orang yang lebih baik daripadamu ketika kamu hidup dan tiada orang yang lebih baik daripadamu ketika kamu mati.” Dengan kesabaran dan ketenangan hati, dia keluar ke masjid, naik ke atas mimbar lalu berkata kepada Umar yang sedang berteriak kepada para manusia: “bertenanglah atas kematian Rasul kamu!”

Ketika Rasulullah SAW wafat, Umar al-Khattab berdiri sambil berkata: “sesungguhnya seorang munafiq telah berprasangka bahawa Rasulullah telah wafat, namun Baginda pergi bertemu Tuhannya seperti yang berlaku pada Nabi Musa. Sesungguhnya dia (Nabi Musa) telah pergi dari kaumnya selama 40 hari, lalu dia kembali kepada mereka setelah dikatakan dia telah mati. Demi ALLAH, Rasulullah akan kemblai kepada kita seperti kembalinya Nabi Musa. Aku akan memotong tangan dan kaki orang yang mengatakan bahawa Rasulullah telah wafat!”

Sehinggalah Abu Bakar berbicara, maka Umar terduduk dan terdiam, orang ramai pun ikut terdiam. “wahai sekalian manusia! Sesiapa yang menyembah Muhammad, maka sesungguhnya Muhammad itu telah mati. Dan sesiapa yang menyembah ALLAH, sesungguhnya ALLAH tetap hidup dan tidak akan mati.”

Lalu Abu Bakar membaca firman ALLAH [3.144]

Berkata Umar: Demi ALLAH, aku tidak pernah mendengar ayat tersebut kecuali Abu Bakar telah membacanya. Aku tercengang hingga aku terjatuh ke tanah, kedua kakiku tidak mampu menahan badanku. Aku baru sedar bahawa Rasulullah telah wafat.

Lalu Baginda Rasulullah SAW dimakamkan di dalam bilik Aisyah kerana Abu Bakar pernah mendengar dari Rasulullah, Baginda berkata: “tidaklah ALLAH mencabut roh seseorang Nabi kecuali di tempat di mana dia suka untuk dikuburkan di tempat itu.”

PENGAJARAN:

1. ALLAH adalah zat yang Hidup selama-lamanya, tidak akan mati manakala semua benda hidup di dunia ini akan mati. Ingat dan tunggulah saat kematian, bersiap-sedialah kerana kematian boleh datang bila-bila masa saja.

2. Sesungguhnya jasad Muhammad itu telah mati, namun ajaran Islam yang dibawanya tetap diamalkan hingga hari kiamat nanti.


Betapa besar cinta para sahabat kepada Sang Rasul…
Berapa besarkah cinta kita ?

sumber: Kisah Kerasulan Nabi Muhammad SAW (intisari dari sirah) karangan Dr Aidh bin Abdullah Al- Qarni.



Read More !

Berpolitik atau Berdakwah?

Tanggal 13-2-2008, PakLah telah mengumumkan pembubaran Parlimen, dan semalam(14-2-2008) tarikh pilihanraya diumumkan. Rakyat Malaysia dijadualkan turun mengundi pada 8-3-2008. Disini, ingin saya bawakan tulisan seorang sahabat saya mengenai pilhanraya dan dakwah. Selamat membaca,semoga terbuka minda dan fikiran.


"menegakkan sebuah negara Islam sebagaimana dilaksanankan Nabi S.A.W. ini lebih mudah dilaksanakan dengan adanya kuasa pemerintahan,menghapuskan kezaliman pemerintahan yang ada sekarang.”

Ana tidak bersetuju dengan pernyataan yag di'bold'kn di atas. Memang benar, Rasulullah SAW juga berpolitik, tetapi baginda tidak mencontohkan politik pada permulaan Islam. Sebaliknya baginda menumpukan kepada pembinaan ummat, mencetak generasi Rabbani terlebih dahulu. Atau dalam erti kata lain, berdakwah untuk membina insan-insan yang beriman, sanggup berkorban jiwa dan raga untuk Islam.

Kalau kita nak menangani masalah umat, kita kena cari punca masalahnya. Kita kena selesaikan masalah akarnya terlebih dahulu, ataupun ia akan menimbulkan masalah-masalah lain. Analogikan sebatang pokok mempelam, ranting-ranting serta dahannya berjurai ke dalam pagar rumah kita. Ini justeru amat menggangu ketenteraman kita. Apa yang kita kena buat? Kerat ranting-ranting serta dahan-dahan itu? Ia hanya akan menyelesaikan masalah buat seketika, tidak lama kemudian dahan akan tumbuh kembali. Solusi yang paling tepat ialah? Kita tebang! Gitu caranya, sampai bila-bila pun pokok itu takkan menganggu kita lagi.

Begitu juga dengan permasalahan ummat sekarang. Sekarang kita melihat ummat buat maksiat, berzina, minum arak, tak solat. Lepas tu dgn kuasa yang ada pada kita, memaksa mereka meninggalkan maksiat, memaksa mereka bersolat, menghukum mereka yg melanggar hukum2 Islam. Ceramah-ceramah kita tekankan,"Jangan berzina, haram, dalilnya....","Aurat wajib ditutup! Dalilnya.." dan sebagainya. Tetapi kita tidak pernah mengkaji mengapa mereka melakukan maksiat. Adakah kerana mereka tidak tahu hukum? Bukan.. Masalah umat sekarang adalah Masalah Aqidah. Kurangnya kefahaman terhadap mengapa perlu tunduk kepada Islam. Kurangnya kefahaman mengapa perlunya kita mentaati setiap perintah Allah. Jadi ini yang perlu diselesaikan. Pemahaman perlu diberikan kepada umat. Dalam kata yang lebih mudah, DAKWAH & TARBIYAH perlu berjalan dengan serius dan rutin. Sekarang ni kita tengok ramai orang berbuat maksiat adalah sebab kita tidak berdakwah kepada mereka. Kita tidak pernah melakukan pendekatan peribadi kepada mereka, membimbing serta membantu mereka.

Maaf kalau ana katakan, kalau dakwah berjalan, kita tidak perlu susah-susah kempen
sana sini . Kalau dakwah berjalan, orang-orang yang telah ditarbiyah ini semuanya akan secara automatik memilih orang yang beriman sebagai ketua mereka. Lihat sahaja contoh yang ditunjukkan baginda Nabi SAW. Ketika nak menubuhkan negara Islam di Madinah, baginda tidak adapun berkempen untuk orang-orang Madinah mengangkatnya sebagai ketua. Ketika itu ada Abdullah bin Ubay bin Salul yang sangat-sangat berpengaruh. Tidak ada pilihanraya pun diakukan. Ini kerana orang-orang Madinah ketika itu sudah beriman semuanya. Kita singkap kembali sirah,3 tahun sebelum hijrahnya Nabi dan Abu Bakar ke Madinah, Rasulullah telah terlebih dahulu menghantar Mus'ab bin Umair dan Abdullah Ibnu Maktum ke Madinah. Untuk berkempen pilih Rasulullah jadi pemimpin ke? Tidak..tetapi untuk berdakwah menyebarkan Islam kepada masyarakat Madinah. Barulah ketika itu hukum-hukum Islam boleh dilaksanakan dengan saksamanya, ketika semua orang bersedia untuk mengambil Islam sebagai hukum.

Bayangkan sekarang, jika hukum-hukum hudud tiba-tiba dilaksanakan, siapa yang akan memberontak? Orang-orang yang bermaksiat inilah. Mereka yang menjadikan zina, arak, judi dan lain-lain yang sewaktu dengannya sebagai rutin harian mereka. Apabila aurat diwajibkan untuk ditutup, siapa yang akan bangkit melawan? Pemain-pemain bola sepak

Malaysia

.. Apabila hijab muslimah sebenar wajib dikenakan, siapa yang akan protes? Kawan-kawan kita yang tudungnya main selempang

sana

sini, yang pakai seluar jeans ketat, yang berpegang pada dalil kepala otak sendiri, "Allah tidak tengok rupa, yang penting hati mau baik," dan lain-lain 1001 macam ragam manusia. Jangan salahkan mereka, tapi salahkan diri kita sendiri. Selama ini kita tidak pernah berusaha untuk mengingatkan mereka, sehingga mereka semakin jauh daripda kebenaran.

Yang paling penting, adakah dengan kaedah kekuasaan dan penetapan hukum undang, dapat memastikan bahawa maksiat akan dapat dihapuskan? Baik, sekarang kita hendak hentikan judi daripada berleluasa, pelacur-pelacur tidak lagi melacur dan arak tidak lagi diminum. Jadi dengan kekuasaan yang ada, kita tutup semua pusat-pusat judi. Genting Highland tu, bom aje. Semua kelab-kelab malam, tutup! Kedai-kedai arak, haramkan semua. Aset-aset kta bekukan dan rampas semuanya. Fikirkan, selesaikah masalah? Umat akan berhenti bermaksiatkah? Tidak sama sekali. Malah mereka akan lebih kreatif dalam mencari alternatif-alternatif lain untuk memuaskan nafsu mereka. Lihat contoh di ibu

kota

, apabila pencegah maksiat kuat meronda di taman-taman, pasangan-pasangan yang ingin berzina ini mencari alternative lain, buat projek dalam teksi! Mereka akan tetap minum arak, berzina dan berjudi, sebab itulah yang disukai mereka. Inilah yang berlaku jika kita hanya memaksa tanpa memberi kefahaman terlebih dahulu. Laksanakan hudud pun, orang-orang yang masih terlepas, melihat kepada pesalah zina yang dihukum, akan berfikir,"Bodoh mamat tu. Nak berzina pandai-pandailah cover. Tak professional. Aku tak kantoi pun." Astaghfirullah...bukan ini yang kita mahukan, bukan ini yang kita harapkan. Kalau di zaman Rasulullah, pesalah zina itu sendiri yang pergi mengaku dan meminta dihukum. Macam mana nak ada generasi seperti ini, yang sanggup mengaku kesalahannya, serta mahu dihukum, andai dakwah serta tarbiyah tidak berjalan? Andaikan seseorang itu telah ditarbiyah dan diberi kefahaman Diberi sebuah bilik terkunci dengan pelacur-pelacur yang rupawan sekalipun, insya-Allah, dia tidak akan berzina. Kerana dia sangat-sangat yakin akan dosa dan azab yang bakal diterimanya.

Ana bukan menolak hukum hudud. Ia memang satu hukum yang wajib dilaksanakan. Tetapi perlaksanaannya perlu disertai dengan kefahaman. Dalam erti kata dakwah perlu diperhebat agar mereka dapat menerima hukum-hukum ini. Seandainya kita sudah memegang tampuk pemerintahan, maka laksanakan sahaja.


Maaf, ana tidak mengatakan bahawa politik tidak perlu dijalankan. Rasulullah juga berpolitik. Mengapa kita perlu menolak sesuatu yang telah dilakukan oleh Rasulullah? Cuma yang menjadi masalahnya adalah apabila kita memahami serta menganggap bahawa berpolitik adalah satu-satunya cara untuk berdakwah dan menegakkan Negara Islam. Kita boleh berpolitik, tetapi berpolitik sebagai salah satu cara berdakwah. Maknanya dengan berpolitik kita akan menarik seramai-ramainya orang untuk kita tarbiyah serta beri kefahaman mengenai Islam dan kemudiannya berdakwah kepada masyarakat. Kita lihat contoh HAMAS. Kaji dengan teliti, HAMAS tidak bangkit dengan berpolitik. Politik ini hanya kesan daripada dakwah yang mereka lakukan. HAMAS diasaskan oleh As-Syahid Syeikh Ahmad Yassin. Beliau pulang dari Mesir pada tahun 1968. Syeikh Yassin pada asalnya menuntut di Universiti Ain Syams dan kemudiannya pada tahun yang kedua dihantar pulang kerana terlibat dengan Ikhwanul Muslimin. Sekembalinya beliau ke Palestin, beliau menarik perhatian generasi-generasi muda melalui khutbah Jumaatnya. Dari situ pemuda-pemuda yang berminat ini beliau. Kemudian, Intifadah yang pertama tercetus pada tahun 1988. Lihat, 20 tahun Syeikh Yassin mentarbiyah penduduk-penduduk palestin. 20 tahun dakwah dijalankan. HAMAS akhirnya hanya memasuki politik bermula pada awal 2000. Lihat dengan teliti, pergerakan HAMAS bermula dengan dakwah. Dan HAMAS tidak perlu bersusah-payah berkempen, walaupun satu dunia berkempen yang buruk-buruk mengenai HAMAS. Tetapi HAMAS tetap menguasai 76 kerusi daripada 132 kerusi yang dipertandingkan di seluruh Palestin dalam pilihanraya 2006. Rakyat Palestin amat menyokong HAMAS kerana kesan dakwah yang telah diasaskan lebih daripada 70 tahun. Sekali lagi, 70 tahun. Kesimpulannya, politik itu penting, tetapi ia hanyalah sebagai alat untuk memperjuangkan dakwah.

Ana mengajak kita semua fikirkan, bagaimana hendak menyuburkan Islam di bumi di mana sahaja kita berpijak. Sebarkan fikrah Islam, bukannya mengajak orang kepada parti dan bendera semata. Jika pilihanraya diadakan, kita tiada pilihan lain, selain daripada memilih berisan alternatif. Mana mungkin kita memilih pemimpin yang akan menjadikan Islam sebagai mainan dan senda gurau? Dan ana menulis bukan untuk menolak kita melaksanakan hukum hudud. Tetapi ana mahu mengajak kita semua membuka mata, fikirkan bagaimana agar ia dapat dilaksanakan dengan berkesan dan harmoni.

Apa yang perlu kita lakukan sebenarnya adalah berdakwah. Tarbiyah. Contohilah apa yang telah dilakukan oleh para pendahulu kita. Dan cara terbaik untuk berdakwah, mentarbiyah, memberi kefahaman dan memantau setiap individu adalah dengan sistem usrah ataupun halaqah. Mungkin ramai yang tidak setuju, tetapi inilah realitinya. Tetapi tentu sekali usrah yang dilakukan ialah usrah yang serius dan bersistematik. Bukan setakat melepaskan batuk di tangga. Usrah yang dijalankan hanya untuk melengkapkan silibus atau memenuhi syarat jemaah. Usrah sepatutnya menjadi nukleus, sebagai pusat yang menggerakkan seluruh jemaah. Dari usrahlah lahirnya kefahaman, kemudian munculnya pengarahan dan seterusnya terbentuklah organisasi yang tersusun. Hanya bermula dengan barisan usrah. Inilah yang dikatakan oleh Syeikh Mustafa Masyhur, “Tarbiyah bukanlah segala-galanya, tetapi segala-galanya tidak berguna tanpa tarbiyah.” Mungkin ada yang mengatakan, “Nak kena tarbiyah dulu, tunggu semua orang beriman dulu, bila nak tertegaknya daulah Islam?” Mari kita buat kira-kira mudah. Sekarang ana menjadi murobbi atau naqib. Ana mentarbiyah 5 orang anak halaqah. Katakanlah ana mentarbiyah mereka selama setahun, dengan memberi kefahaman dan memantau kualiti diri mereka secara berterusan. Kemudian, pada tahun kedua, anak-anak halaqah ana telah matang dan mampu merekrut anak halaqahnya sendiri. Setiap mereka juga mempunya 5 orang anak halaqah. Proses yang sama berterusan. Pada tahu kedua, di bawah ana sudah ada 25 orang. Pada tahun ketiga, 125 orang. Pada tahun keempat, 625 orang. Tahun kelima, 3125 orang. Tahun keenam, 15625 orang. Kalau skala ini berterusan, pada tahun ke, habis rakyat
Malaysia ditarbiyah oleh ana seorang sahaja. Kalau setiap orang melakukannya? Insya-Allah masa yang diperlukan akan lebih singkat. Tetapi tentu sahaja realitinya tidak semudah itu. Apabila ada orang berdakwah, pasti akan ada yang menghalang. Apabila adanya Musa, maka ada pula Firaun. Dan Firaun pula dibantu oleh tuakng sihirnya, Haman.

Ada juga Qarun, dan kedegilan Bani Israil. Sunnatullah memang begitu. Apabila beberapa orang menyeru ke jalan Allah, maka akan lebih ramai yang menyeru ke jalan Taghut. Tetapi ia tidak mustahil, jika kita tetap terus istiqamah berdakwah.

Jika realiti ini berlaku, insya-Allah jika ada pilihanraya 20 tahun akan datang, kita akan buat puak-puak sekular ini terkejut dengan kemenangan kita yang tiba-tiba. Tiada kempen itu ini,

sana

sini, sedar-sedar dah menang pilihanraya. Mari sama-sama kita berdakwah. Kita akan berpolitik, tetapi apabila sampai masanya. Ketika dakwah telah berkembang, ketika telah ramai yang menerima Islam. Tetapi pastikan, luruskan niat untuk berdakwah. Bukan berdakwah mengajak orang kepada jemaah, tetapi kepada Allah, untuk mengagungkan Allah SWT. Yang paling pasti, semuanya hanya akan berlaku dengan izin Allah. Insya-Allah…

Kata-kata ana mungkin benar dan mungkin salah. Tetapi kata-kata Allah dan RasulNyalah yang haq dan benar. Semoga kita terus berjuang menegakkan Islam.

Wallahua’lam..

sumber: http://um-er.blogs.friendster.com/my_blog/2007/12/_berpolitik_ata.html



Read More !

ETP, here we come!


1 month ago, while I was helping my mother at kitchen, my phone rang at sudden. It is a new number, I didn’t recognize it before. I answered the calling with high enthusiasm and tried to guess who actually was calling. The voice I heard was familiar to me. He introduced himself.

“Salam, I am Wong, your ETP group member. Why it is so hard to contact you ha?”

“What! I am doing ETP this semester, Oh my God” I whispered. Wong told me all the members of my group. My group mates consist of me, Wong(Civil), Wani(EE), Hafiz(EE), Sara(Meche) and Dinesh(Chem). I just only knew Sara and Wong at that time. I met Wong since I was foundation. We stayed at the same block when we were at village 1. I knew Sara because she is my course mate but I had never talked with her before although we were always doing lecture together. The only thing that I worried at that time was my commitment and my co-operation towards the project and my group member. I didn’t really know them. At weekend, I always go for out-station (not at UTP). I worried that my appearance at this group will induce unpleasant situation to them when I fail to co-operate.

Since at home, I started to plan. I have never been in such a project that needs my full commitment at whole semester. If I cannot manage my time properly, it will affect my studies and also my non-academic activities. To avoid this circumstance, I plan a strategy for this semester. At this semester I have to take 7 subjects which sum 18 credit hours. If I take the entire subject, it will burden me because I have to concentrate on my studies, project, assignment, test, quiz, ETP, and last but not least my non-academic activities. After discussing with my senior and lecturer, I decided to drop one course which is Engineering Economics. I planned to take this subject after internship. Maybe at that time my understanding toward this subject would increase as I deal with it when I do my practical next semester. Besides, I need to focus on several subjects only for me to boost my CGPA and then I can grade with Deans list.

First meeting.

We conduct our first meeting on Sunday night, a day before this semester start. This meeting is just for ‘ice breaking’. It is very important for an organization to have members that can communicate with each other nicely. At that time, one of the group members was absent. I was impressed with my group mates because they are friendly and are able to come out with brilliant ideas. We planned to meet again the following week after everybody was given task by our group leader which is to find all the related idea towards our project.

For the second meeting, all the group members represented their idea. I come out with an automatic and flexible drilling tools, Dinesh with his Petroleum research, Wani , with her solar rechargeable mobile phone, Wong and his waste water study and Hafiz with his 4 ideas which I can’t remember all of them. However, I remembered one of his ideas which is car cooling system. We were regret because one of our group members can’t attend that meeting because she assembled a function at Batu Gajah. We finally chose Wong idea which entitled ‘Removing water hardness using electromagnetic field’. This idea is interesting but actually we quite blurred with it.

Discussion with lecturer.

Our supervisor was not at Malaysia that time and we needed to find another lecturer to discuss this topic. This condition caused trouble to us because the deadline for proposal submission is just around the corner. Luckily, Wong was quite close with DC Shark, his waste water lecturer. We arranged a meeting with him to ask his opinion regarding our project. He advised us to forget our existing idea and started to think more simple ideas. He said that our existing idea needs a lot of experiment and we actually do not know whether it will work or not.

Start to think

That evening, we did a brainstorming among ourselves. We start to think a simple idea but practical and also have a market value. We came out with 11 ideas and we chose the best three. These ideas of smart helmet and alarm bed got most votes from our group members. However, Alarm Bed won the vote with majority of 2 votes. I accept this decision although I think that my idea of smart helmet was more interesting and can go further. Because that was a decision by the group member, I accepted it with full of my heart.

Thank you Sara for your brilliant idea. Sara's idea is interesting as Alarm Bed is a combination of alarm system, heat transfer, vibration and hydraulic system. When, I told people about this idea, many would laugh because maybe they think that it is a stupid idea. However, in previous EDX, many stupid ideas won the first prize. Just think about it. We will prove to the people that this idea can work nicely and will open many eyes of the world. Just wait and see.

Alhamdulillah, we completed or proposal just now. Thanks to the group member for their co-operation in completing this proposal. I was really impressed with the proposal and hope that our target and mission will be achieved. I will give all my ideas and my full commitment towards this project without neglecting my other responsibility.

ETP group 64, keep on working!

I really appreciate if anybody can check my writing if there are any grammatical error, language problem and others for me to improve my English writing for next time. Thank you

Read More !